Total Pengunjung

Sabtu, 11 Desember 2010

Pengelolaan LKMS Net KAS POLTEKPOS dalam upaya menggerakkan perekonomian rakyat dan menyelesaikan masalah masyarakat

serta memperkuat ilmu pengetahuan dan mutu pendidikan vokasional”

ABSTRAK

LKMSNet KAS Poltekpos dibentuk dan dikelola oleh kelompok dosen Poltekpos berbasis syariah dalam bentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan teknologi informasi. Berbeda dengan LKM/S lain, LKMSNet KAS didirikan sebagai kesatuan dengan institusi Poltekpos yaitu sebagai laboratorium hidup tempat mahasiswa praktik secara nyata, sehingga setelah lulus mahasiswa mempunyai keterampilan nyata di bidang keuangan mikro dan bisa langsung bekerja.
Dengan membuat aplikasi khusus (e-payment campus) LKMSNet KAS dapat menerima pembayaran uang spp dan biaya kuliah lainnya dengan laporan yang memberikan kemudahan administrasi dan pengawasan pembayaran spp termasuk biaya kuliah lainnya kepada institusi Poltekpos/YPBPI, sehingga dapat diketahui masing-masing mahasiswa yang menunggak/belum membayar uang spp, uang variabel, atau uang kuliah lainnya secara cepat dan tepat waktu. Dalam pengelolaan keuangan perguruan tinggi, pihak BAU dan Yayasan tidak perlu lagi melakukan rekonsilisasi. Model dan pola ini belum dilakukan oleh perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Disamping itu, LKMSNet KAS dapat memberikan bantuan dan pinjaman kepada masyarakat dan pengusaha ekonomi lemah dengan sistem bagi hasil (tanpa bunga) guna meningkatkan usaha dan taraf hidup, serta mengatasi kekurangmampuan masyarakat dan pengusaha ekonomi lemah dalam mengakses dana pada lembaga perbankan. Dengan teknologi jejaring (on-line) LKMSNet KAS memberi layanan ATM kepada mahasiswa dan nasabah, serta dengan berbasis teknologi informasi, juga bekerjasama dengan komunitas masyarakat setempat dapat membuka Cabang Partisipatif dalam menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan keuangan mikro.
Dengan berbasis BMT, LKMSNet KAS sebagai Unit Pelayanan Zakat (UPZ) BASNAZ, dapat menerima, mengelola, dan menyalurkan zakat, infaq, dan shodaqoh, sehingga LKMSNet KAS dapat memberikan “beasiswa produktif” kepada mahasiswa yang tidak mampu dan berkemauan keras untuk kuliah (tidak didasarkan nilai akademik), dengan visi “jangan sampai mahasiswa drop-out karena masalah keuangan”, sehingga mereka dapat menyelesaikan kuliah dan diharapkan dapat merubah “nasib” mereka. Itulah beberapa keunggulan/perbedaan LKMSNet KAS di Poltekpos dibandingkan dengan di Kampus PT lainnya di Indonesia.
Setelah beroperasi selama 3 tahun, dengan modal awal Rp100 jutaan, pada akhir tahun 2010 LKMSNet sudah beromzet sekitar Rp.2,5 milyar, dan telah memberikan bantuan pembiayaan kepada sekitar 860 masyarakat dan pengusaha ekonomi lemah, serta memberikan bea-siswa produktif kepada 18 orang mahasiswa, dan membuka cabang-partisipatif di kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung dan Cabang di Sabusu-Jatinangor Sumedang. LKMsNet KAS pun telah melakukan Musyawarah Anggota Tahunan (MAT) pada tahun 2008 dan 2009, dengan laba usaha sebelum zakat dan pajak pada tahun 2009 sebesar Rp.1,7 jutaan untuk tahun 2008 dan Rp.20 jutaan di tahun 2009, terlebih lagi setelah Tutup Buku Tahun 2010 ini LKMS Net KAS berhasil memperoleh laba sekitar Rp.40 jutaan.

Keyword : LKMSNet KAS, bagi hasil, beasiswa produktif, teknologi informasi, dan wirausahawan.

A. Latar Belakang

Makin banyak dan berkembangnya lembaga keuangan mikro/syariah (LKM/S) khususnya di Jawa Barat, yang berperan menyediakan jasa penyimpanan (saving/deposits), pembiayaan (loans), pembayaran berbagai transaksi jasa (payment services) serta money transfers yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil (insurance to poor and low-income households and their microenterprises), serta meningkatnya kebutuhan tenaga terdidik setingkat Diploma untuk pengelolaan LKM/S menjadi pendorong bagi Politeknik Pos Indonesia untuk membuka konsentrasi D3 Micro Finance (Keuangan Mikro). Pembukaan konsentrasi tersebut ditujukan untuk mencetak tenaga kerja terampil setingkat D3 yang diharapkan dapat langsung memenuhi kebutuhan pada beberapa LKM/S tersebut.
Guna mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan adanya wadah yang menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk dapat melakukan praktik kerja lapangan. Hal ini mengingat, untuk praktik kerja lapangan bagi mahasiswa banyak kendala yang ditemui, antara lain, kesulitan mahasiswa untuk berpraktik langsung mengoperasikan “peralatan” di LKM/S yang sudah ada. Hal ini dapat dimaklumi karena terkait dengan masalah “tanggung-jawab” dan “rahasia” operasional lembaga keuangan tersebut. Di samping itu, di sekitar kampus Politeknik Pos Indonesia masih banyak masyarakat dan pengusaha ekonomi lemah (dhuafa) yang mengalami kesulitan dalam mengakses dana untuk meningkatkan taraf hidupnya, termasuk untuk memulai ataupun mengembangkan usaha dalam rangka memperoleh dan atau meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan alasan di atas, agar . . . . .

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :

Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).

Releted Posting :

Butuh Artikel/Jurnal lainnya ?
, click di :